Gas
Kromatografi
Gas kromatografi sering disingkat
GC (Chromatography Gas) adalah metode pemisahan secara fisika dan
mengidentifikasi secara kuantitatif dua atau lebih komponen dalam suatu
campuran dengan cara mendistribusikan komponen-komponen tersebut diatur 2 fasa;
Fasa diam dan Fasa bergerak. Fasa diam (stasioner) adalah lapisan permukaan
terserap sedangkan Fasa bergerak adalah gas pembawa.
Gambar 2.9 Skema Analiser Gas
Kromatografi
Prinsip kerja pada gambar 2.9 dapat
dilihat gas pembawa mengalir secara terus menerus sepanjang kolom dengan laju
yang konstan. Injeksi sampel cairan ke aliran gas pembawa bercampur dan diserap
oleh lapisan stasioner (adsorben).
Lapisan adsorben mempunyai daya
tarik yang berbeda terhadap tiap komponen dalam sampel komponen yang lebih
ringan akan terpisah (elusi) lebih dahulu dari pada komponen yang lebih berat.
Hal ini terjadi sepanjang kolom dan komponen yang lebih ringan sampai lebih
cepat di ujung kolom. Waktu elusi tiap komponen digunakan untuk identifikasi
komponen.
Analisa kromatografi terdiri dari 2
bagian, yaitu bagian penganalisa dan bagian pengendali. Bagian penganalisa
biasanya diletakkan di lapangan dekat titik pengambilan sampel sedangkan bagian
pengendali terletak jauh di ruang control.
Bagian analisa terdiri dari
katup-katup, kolom, dan detector. Bagian control terdiri dari pemrogram,
perekam, dan unit pembantu seperti pemilih jalur dan unit memori.
Bagian Analisis:
1. Injektor
Berfungsi untuk:
a. Memasukkan sejumlah
volume tertentu sampel ke aliran gas pembawa.
b. Memonitor segmen kolom keluar dan ke
dalam aliran gas pembawa (katup kolom).
Terdapat 4 jenis katup yang umum dipakai
:
-
Slide
-
Spool dan fleksibel
diafragma
-
Rotary
2. Elemen
kerja kromatografi adalah kolom, tempat
yang akan mengakibatkan terjadinya pemisahan komponen-komponen yang akan
dianalisa. Kolom terdiri dari tabung berdiameter kecil yang berisi material
yang terlapisi di bagian dalam tabung. Panjang kolom dan material penyerap di
dalam kolom berperan penting terhadap terjadinya pemisahan komponen. Pada gas
padat kromatografi, kolom terbuat dari silica gel atau arang. Pada gas liquid
kromatografi, kolom terbuat dari batu tahan api, batu bumi atau butiran gelas.
Kolom terletak dalam sebuah oven bertermostat.
3. Detektor
Setelah melewati kolom, komponen yang
dipisahkan masuk ke detector dan di deteksi dan data diberikan ke pemroses
sinyal.
Macam-macam detektor:
a. Termal konduktivitas (TC)
b. Hidrogen flame
c. Beta ionisasi
d. Elektron capture (penangkap elektron)
e. Fotoionisasi
Termal
Konduktivitas
Terdiri dari termistor dan jembatan
wheatstone. Pada saat komponen sampel melalui termistor pengukur, elemen akan
memanas karena termal konduktivitas rendah dari komponen dibandingkan terhadap
gas pembawa yang murni. Kenaikan temperature akan menyebabkan perubahan pada
resistan termistor dan terukur oleh jembatan wheatstone.
Gambar
2.10 Detektor Konduktivitas Termal menggunakan Jembatan Wheatstone
Ionisasi
Hidrogen Flame
Energy panas dalam api hydrogen menginduksi pancaran
electron dari molekul hidrokarbon ke aliran kolom effluent (tempat sampel
keluar dari kolom) seperti terlihat pada gambar 2.11.
Gambar
2.10 Detektor Ionisasi Hidrogen Flame
Ion-ion dikumpulkan di elektroda dan diperkuat dengan
amplifier electrometer berkualitas tinggi yang apabila dikalibrasi dengan baik
akan menghasilkan detector sensitifitas yang proporsional terhadap kandungan
karbon dalam campuran.