Pengukuran komposisi kimia sebagai variabel proses
baru mencapai puncaknya pada dekade terakhir ini. Hal itu dikarenakan
pengukuran melalui tes laboratorium menunjukkan keraguan terhadap hasil
analisis sebenarnya diproses dalam skala besar. Perkembangan cepat dan aplikasi
teknis instrumentasi untuk pengukuran variabel proses kimia dikarenakan
pentingnya informasi proses dan tekanan ekonomi akibat tingginya biaya buruh
dan material dan juga dari meningkatnya kompetisi pasar terutama terhadap pemurnian
petroleum dan pabrik kimia besar.
Salah
satu masalah yang dihadapi dalam penentuan komposisi kimia adalah kenyataan
bahwa tidak ada basis (dasar) sistimatis dalam pemilihan metode, teknik ataupun
instrumentasi. Sebagai contoh, instrument untuk menentukan variabel komposisi
kimia sering dikategorikan pada dasar konstruksi instrument tersebut misalnya:
1. Instrument
optis, karena menggunakan lensa, sumber cahaya dan prisma.
2. Instrument
listrik, karena menggunakan sirkuit listrik.
Dasar untuk pengukuran variabel komposisi kimia
adalah pada interaksi antara zat dan energy. Variabel komposisi diukur dengan
mengamati interaksi dasar antara zat dan energy, baik pengukuran dengan atau
tanpa instrument.
Hal ini berdasarkan fakta bahwa seluruh zat tersusun
dari partikel yang mempunyai massa dan muatan listrik. Partikel terdiri dari
netron yang mempunyai massa tetapi tidak mempunyai muatan listrik, proton yang
mempunyai massa sama dengan netron tetapi mempunyai muatan (+) dan electron
yang tidak mempunyai massa tetapi mempunyai muatan (-). Netron dan proton
mengisi inti atom yang dikelilingi oleh orbital electron. Jumlah proton dan
electron menentukan sifat fisika dan kimia dari atom tersebut.
Kombinasi kimia atom menjadi molekul melibatkan
electron dan tingkat energy. Tingkat energy ini bersifat karakteristik terhadap
komposisi zat tertentu dan dapat diamati dengan melihat interaksi zat dan
sumber energy. Sumber energy dapat dibagi atas:
a. Radiasi
elektromagnetis : spectrometer, UV, IR, dan AAS
b. Afinitas/reaktifitas
kimia : orsat dan oksigen analiser, pH
c. Medan
listrik electromagnet : spektrometer massa dan NMR (Resonansi massa nuklir)
d. Energi
panas/ mekanis : titik didih, titik leleh, dan kromatografi
Aplikasi pengukuran komposisi kimia:
- Pada bahan baku
-
Analisis komposisi untuk mengecek spesifikasi
barang (reaktan)
-
Deteksi kontaminasi
-
Analisis kontinyu material yang mengalir
melalui jalur pipa seperti analisis air
- Pengendalian
proses
-
Mempercepat dan meningkatkan pengendalian dengan otomatisasi
-
Memungkinkan proses kontinyu yang tadinya tak dapat dilakukan tanpa instrumen
analisis kontinyu
- Peningkatan yield
-
Analisis kontinyu pada aliran proses untuk mengukur efek variabel yang
mempengaruhi yield
-
Analisa overflow aliran purge, material resirkulasi untuk menentukan produk
hilang dan mendeteksi terbentuknya by-product yang mempengaruhi yield
- Keselamatan Kerja
-
Deteksi peralatan bocor
-
Survey area operasi terhadap zatracun yang mungkin tumpah atau bocor yang tak
terdeteksi oleh indra manusia
- Pembuangan limbah
-
Monitor menara pabrik terhadap pembuangan gas beracun ke udara
-
Analisis aliran limbah
-
Pengendalian perlakuan limbah dan recovery
- Penelitian dan
pengembangan
-
Analisis kontinyu untuk mempercepat riset
-
Menyediakan informasi struktur dan komposisi
Pertimbangan praktis dalam pengukuran komposisi
kimia:
- Sampel harus
representatif
Sampel yang diukur harus mewakili produk / zat yang
terdapat di proses sebenarnya, tidak mengalami perubahan terhadap perubahan
temperature, tekanan, dan volume.
- Keadaan fisik
sampel
Sampel gas lebih mudah diamati dan diukur dibandingkan
cairan dan padat karena gas lebih mudah bergerak dan bereaksi.
- Metode unik /
spesifik
Metode yang dipilih haruslah sesuai dengan yang
ditangani dan informasi yang dikehendaki.
Instrumen Analisis
Teknik instrumentasi untuk penentuan
komposisi kimia apabila digabung dengan instrumentasi disebut analisis
instrument. Analisis aliran proses atau produk disebut analisis instrument
kontinyu.
Secara
praktis analisis instrument terdiri atas :
- Mendapatkan sampel
proses yang representatif
- Memisahkan sampel
menjadi komponen atau mengisolasi untuk mendapatkan komomponen yang akan
dianalisis
- Menentukan jumlah
yang dianalisis untuk komponen tersebut (kuantitatif analisis) terhadap
jumlah keseluruhan atau terhadap zat lainnya
- Merekam hasil
analisis atau menggunakannya untuk tujuan pengendalian
No comments:
Post a Comment